Friday, May 14, 2010

Soundlicious - Dago Tea House (by Febi Haryani)

Acara soundlicious yang digelar oleh jurusan Administrasi Negara – FISIP Unpad (9/5) , yang dilaksanakan di Dago Tea House berlangsung sangat meriah meskipun hujan mengguyur kota Bandung , namun para penonton tetap setia menonton jalannya rangkaian acara yang dimeriahkan oleh band-band indie Bandung dan juga band yang sudah cukup terkenal di kalangan mahasiswa yaitu Aditia Sofyan , The Trees and The Wild (TTATW), pasangan suami istri Endah N Rhesa, Mocca, dan acara ini ditutup dengan kemeriahan band White Shoes & The couples company.

Arina (Vocalist Mocca) mengaku dirinya sangat senang bisa tampil di acara ini, walaupun dia masih lelah karena tour di beberapa kota. Adapun Cydie salah seorang penggemar dari TTATW sengaja datang dari Jakarta hanya untuk melihat band favoritnya itu, chydie mengaku “gw sengaja dateng bareng temen-temen untuk nonton TTATW sama Endah N Rhesa, abisnya gw suka banget ama perform mereka” ujar chydie.

Dan ini sebagian foto hasil jepretan saya dalam acara Soundlicious.


Monday, May 3, 2010

JURNALISME MASA DEPAN

Pengamat teknologi, Pontin Jason, mengatakan, “Banyak industri media massa konvensional yang kehilangan uang secara signifikan dan akhirnya menghadapi kematian.” Media massa cetak di beberapa negara akhirnya harus gulung tikar karena tidak mampu mempertahankan eksistensinya di tengah gempuran media massa online dan maraknya jejaring sosial. Hal ini tentunya memunculkan pertanyaan di benak kita, “Sampai kapan industri jurnalisme lewat media konvensional bisa bertahan?” Lalu, “Seperti apa industri dan aktivitas jurnalisme di masa depan?”
Perkembangan teknologi memungkinkan siapa saja dapat memproduksi dan mengakses informasi. Inilah era yang disebut Alvin Toffler, seorang futurolog pada 1980-an, sebagai era prosumsi (produksi dan konsumsi). Publik atau masyarakat bisa menjadi produsen dan konsumen informasi sekaligus.
Mungkin masih terngiang di benak kita, betapa dahsyatnya tsunami yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2004 lalu. Saat itu, tsunami Aceh bisa kita saksikan berkat kemunculan rekaman video amatir yang dibuat beberapa warga Aceh. Rekaman tersebut dijual ke media massa elektronik dan akhirnya dipublikasikan kepada masyarakat. Pada saat itu, tak ada satu pun jurnalis profesional yang bisa menyampaikan informasi tersebut. Warga Acehlah yang bertindak sebagai jurnalis dan memperlihatkan kondisi Nanggroe Aceh Darussalam.
Kehadiran jurnalisme yang melibatkan warga ini menandakan bahwa aktivitas jurnalistik tidak hanya menjadi milik mereka yang berkecimpung di dunia media, tapi orang biasa pun bisa melakukannya. Fenomena jurnalisme yang dilakukan sendiri oleh warga ini disebut jurnalisme warga.
Jurnalisme warga adalah jurnalisme yang dikelola oleh warga. Dari warga, untuk siapa saja. Warga melakukan kegiatan jurnalistik seperti wartawan. Warga yang mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, data, grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
Jurnalisme warga semakin berkembang di Indonesia. Ada beberapa indikator yang menunjukkan perkembangan tersebut. Di antaranya, dapat dilihat dari jumlah jurnalis warga kontributor radio Elshinta yang mencapai angka 100.000. Selain itu, Ketua Bidang Multimedia Persatuan Wartawan Indonesia, Priyambodo, mencatat paling tidak ada 1,2 juta blog di Indonesia dengan 700 ribu blogger.
Perkembangan jurnalisme warga ini dipengaruhi oleh kelebihannya yang luar biasa. Jurnalisme orang biasa ini, mampu membawa nilai berita bernama aktualitas. Nilai berita tersebut dapat dibawa warga karena warga dapat berada di lokasi kejadian atau merasakan langsung suatu kejadian atau peristiwa. Hal inilah yang menyebabkan warga dapat menyampaikan informasi terbaru ketimbang wartawan.
Jika demikian, apa perbedaan antara jurnalis profesional dan jurnalis warga? Apakah industri media massa akan terpuruk dengan kehadiran jurnalis warga?
Jawabannya adalah, jurnalis profesional dapat melakukan jurnalisme investigatif dan mendalam sehingga berita yang disampaikan lebih terperinci. Dengan jurnalisme investigatif dan mendalam, suatu fakta atau peristiwa bisa dilihat dari berbagai sudut pandang sehingga wawasan khalayak akan lebih luas terhadap peristiwa tersebut. Jurnalisme investigatif dan mendalam inilah yang menjadi keunggulan jurnalis profesional serta dapat membuat suatu berita lebih berharga.
Tapi mempertahankan jurnalisme investigatif saja tidak cukup. Menurut Balinska Blosters, industri media massa bisa berkembang jika melakukan kolaborasi antara peningkatan kualitas produk jurnalisme dan penggunaan teknologi. Salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan industri media massa untuk memasarkan produk-produk jurnalistik adalah media online. Dengan penggunaan media online, industri media massa dapat menyampaikan informasi lebih cepat dan lebih interaktif.
Konsep online ini telah diterapkan berbagai industri media massa di berbagai negara. Misalnya saja, The New York Times online yang memeroleh sekitar 14 juta pengunjung setiap harinya dan lebih dari 40 juta pengunjung pada hari Minggu. Hal tersebut membuktikan bahwa media massa online sangat diminati khalayak yang pada prinsipnya ingin mudah mendapatkan informasi dan bebas memilih sumber berita mereka.
Melihat kemudahan mengakses informasi tersebut, di masa yang akan datang, media massa online akan semakin berkembang. Industri media massa akan berlomba-lomba membuat versi online untuk memperluas dan meningkatakan akses pemenuhan informasi bagi khalayak. Tetapi, jika melihat kondisi demografis rakyat Indonesia, rasanya media massa online tidak akan benar-benar menenggelamkan industri media massa konvensional. Kehadiran media massa konvensional masih dibutuhkan rakyat Indonesia yang belum mengenal teknologi internet.

Peran Media Sosial dalam Penyebaran Informasi dan Aktivitas Jurnalisme
Dalam perang diantara media sosial yang semakin canggih dari tahun ke tahun, hal tersebut juga semakin memudahkan dari aktivitas jurnalisme dalam penyebaran informasi kepada khalayaknya yang tersebar. Seorang jurnalis akan dimudahkan dalam berbagai aspek, dari aspek waktu misalnya, waktu dulu seorang jurnalis harus menyebarkan berita yang dia dapat melalui beberapa proses yg lama, seperti pencetakan yang memakan waktu lama, dan dalam pemasarannya juga cukup memakan waktu yang lama, namun sekarang dengan adanya media sosial akan mengefektifkan waktu, seorang jurnalis tidak perlu repot-repot lagi mencetak dan menyearluaskannya dengan waktu berhari-hari, namun dengan adanya media sosial dengan hanya hitungan menit bahkan detik, semua informasi yang telah didapatkan akan secara cepat tersebar luas kepada para pemakai atau pengguna media sosial. Dan dengan adanya media sosial pada jaman saat ini, seorang jurnalis juga akan dimudahkan dalam pencarian narsumber yang dia butuhkan tanpa harus mendatangi dan susah-susah mencari alamat rumahnya, tapi dengan adanya media sosial , seorang jurnalis akan dipermudah dalam komunikasi dengan narasumbernya, misalnya saja , si narasumber sedang sibuk dan tidak mempunyai waktu untuk bertemu secara langsung, maka si jurnalis akan dengan mudah chatting / mengobrol di tanpa dia harus ke kantor atau alamat rumah narasumbernya. Apalagi pada jaman sekarang hal tersebut sudah lumrah dilakukan oleh jurnalis.
Lalu dengan adanya media sosial hal itu sangat membantu bagi seorang jurnalis , karena dengan adanya media sosial wartawan pun semakin gencar mencari kebenaran yang ia dapatkan dari media sosial tersebut, karena informasi yang didapatkan dari media sosial itu juga informasi dari masyarakat atau biasa disebut citizen journalism, yang harus dikoreksi lagi dengan teliti oleh wartawan, hal ini juga bisa membuat si wartawan lebih jeli dan lebih memperhatikan dari kebenaran yang ia dapatkan dari media sosial tersebut .
Media sosial memiliki perkembangan yang baik hingga saat ini. Dan hal ini sangat bermanfaat bagi seorang jurnalis dalam menyiarkan berita kepada khalayak. Media online saat ini sangat berperan dalam perkembangan cara kerja jurnalis, tidak hanya dengan Blog yang dibuat sendiri, atau website yang dibuat oleh media sebagai wadah aspirasi masyarakat, namun sekarang juga merambah melalui facebook maupun twitter. Conthnya saja , dalam kasus antara KPK dan Polri kemarin juga sangat terbantu dengan adanya Facebook, karena wartawan yang memiliki akun , dapat menshare secara cepat kepada publik. Sementara, pada saat gempa jabar maupun sumbar juga heboh diperbincangkan di twitter, sehingga kita tidak perlu melihat berita atau bahkan membeli surat kabar hanya untuk mengetahui kejadian yang teraktual. Adapun wartawan dari detik.com misalnya , seorang wartawan detik.com hanya tinggal menulis di halaman detik.com untuk menyampaikan berita yang baru saja dilihatnya. ini sangat menguntungkan baik untuk pihak masyarakat maupun pemilik media. sehingga, sekarang banyak yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk membangun kerja sama media kepada warga dalam hal penyampaian berita kepada masyarakat (lebih cepat, lebih dinamis sesuai dengan kondisi dan situasi sehingga perkembangannya dapat dipantau).
Hasil dari berita yang disajikan oleh seorang jurnalis, seperti wartawan tempointeraktif , akan jauh lebih berkualitas dan isi dari beritanya akan sesuai dengan apa yang jadi syarat dari sebuah berita.
Dalam media sosial juga sebuah media dapat mengetahui sejauh mana perkembangan media oneline yang ditampilkannya, contohnya saja tempo, dia mempunya majalah, koran dan juga versi oneline, mereka membuat versi online karena mereka mengikuti jaman yang ada, namun jika sebuah media tidak bisa mengikuti perkembangan jaman yang ada maka media tersebut akan mendapatkan kerugian khususnya secara material, dan lahan kerja , seorang pekerja jurnalis juga akan sedikit demi sedikit menghilang, namun dengan adanya versi online , maka pekerjaan jurnalis tidak akan hilang begitu saja . Selain itu media sosial juga dapat membantu dalam eksistensi dari sebuah media yang menaungi wartawan tersebut, contoh saja harian umum media indonesia sudah memilki akun di facebook , dan dari akun tersebut wartawannya dapat membagi informasi yang didapatkannya di akun tersebut, dan bisa langsung dikomentari oleh publik yang sudah bergabung dengan akun tersebut, dari akun tersebut juga masyarakat dapat memberikan informasi yang ia dapatkan di lingkungan sekitarnya .
Jadi tak ada salahnya jika pekerjaan jurnalis bisa ditampilkan di media sosial,terutama media online.